Di antara hiruk-pikuk dunia yang tak pernah tidur, terdapat sebuah ruang hampa di mana detak jantung terdengar seperti gema purba. Kita seringkali berlari mengejar bayang-bayang ambisi, melupakan bahwa sang waktu adalah pengukir paling jujur yang tak pernah bisa disuap. Setiap jejak langkah yang tertinggal di atas pasir kehidupan bukan sekadar tanda eksistensi, melainkan sebuah manuskrip bisu yang menceritakan tentang pertempuran batin, tentang rindu yang tak sempat terucap, dan tentang mimpi-mimpi yang perlahan menguap menjadi embun di pagi buta.
Maka, biarlah kita sejenak menepi dari derasnya arus zaman, merenungi bahwa kebahagiaan sejati seringkali bersembunyi dalam kesederhanaan yang tak kasat mata. Bukan pada gemerlap bintang yang jauh di angkasa, melainkan pada hangatnya sinar mentari yang menyapa wajah, atau pada desau angin yang membisikkan rahasia semesta. Hidup bukanlah sekadar tentang pencapaian yang megah, tetapi tentang bagaimana kita memaknai setiap helaan napas sebagai anugerah, merajut kepingan-kepingan luka menjadi mozaik kebijaksanaan yang indah.
Komentar (0)
Ingin bergabung dalam diskusi?
Login untuk berkomentarBelum ada komentar. Jadilah yang pertama!